Minggu, 16 Desember 2012

Dua Malaikat Penjaga



Bismillah,

Anugerah terbesar dalam hidup saya adalah dilahirkan dan dibesarkan oleh mereka.
Mereka adalah orang-orang yang hebat, tangguh dan penuh cinta.
Mereka adalah orang-orang yang tulus, juga pekerja keras.
Saya bangga menjadi putri mereka.
Saya bahagia dan sangat-sangat bersyukur menjadi satu-satunya anak mereka.

“MAMA”
Wanita cantik yang penyayang , tangguh, dan penyabar. Diantara kami bertiga, dialah yang selalu menjadi air, pemberi kesejukan. Dia yang paling penyabar diantara kami, selalu mengalah dan mendahulukan kepentingan kami baru setelah itu memikirkan kepentingannya sendiri.
Mama dokter yang hebat. Ia selalu menjadi orang pertama yang merawat saya dan papa ketika sedang sakit. Ia juga selalu menjadi orang pertama yang panik dan khawatir akan keadaan kami.
Mama sangat menjaga anak gadisnya. Lebih tepatnya over protektiv. Apalagi dalam urusan pergaulan. Ia selalu membatasi saya untuk bergaul dengan lawan jenis. Kadang, terasa begitu berlebihan mendapat kekangan seperti itu. Tapi semakin lama, semakin saya sadar bahwa semua yang ia lakukan adalah demi untuk menjaga dan melindungi saya dari hal-hal buruk diluar sana.
Mama adalah guru terbaik. Mama yang pertama kali mengajarkan saya membaca. Huruf demi huruf, kata demi kata. Saat itu saya masih berumur 4 tahun dan sedang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Profesinya yang juga merupakan seorang guru Sekolah Dasar menjadikan ia sosok pengajar yang baik dan cerdas. Bahkan disaat teman-teman sebaya saya masih tertatih tatih untuk membaca, saya sudah degan lancarnya membaca dan menulis. Setiap waktu istirahat tiba, guru TK saya menuliskan 1 kata di papan tulis, dan menyuruh kami berlomba untuk angkat tangan dan menyebutkan kata yang ia tuliskan. Sebagai imbalannya , jika menyebutkan kata itu dengan benar, maka kami berhak keluar kelas dan istirahat lebih dulu. Dan saya selalu menjadi orang pertama yang keluar kelas.
Mama selalu ingin menjadikan anaknya yang terbaik.
Kadang, saya merasa terlalu dibebani dengan sifatnya yang satu ini. Tapi saya berusaha untuk memahaminya. Semua orang tua pasti lah ingin anaknya menjadi yang terbaik. Dan mama adalah salah satu dari sekian mama yang selalu ingin anaknya “lebih” dibanding anak lainnya. Dia selalu mencukupi kebutuhan saya. Waktu kecil, dia selalu mendandani saya dengan pita dan jepitan rambut yang berwarna warni, padahal rambut saya sangat tipis waktu itu. Hahaha.. dia juga memakaikan saya baju-baju yang bagus dan selalu mengikuti tren waktu itu. Dia selalu mencukupi kebutuhan saya, membaguskan penampilan saya dimanapun saya berada. Dan hal itu terjadi sampai detik ini. Kebutuhan kuliah saya selalu ia tanyakan, ya, karena sekarang saya berada jauh darinya, jadi ia hanya bisa menanyakannya saja. Dalam setiap akhir percakapan dalam telepon, dia selalu menannyakan tentang kondisi berat badan saya. Lucunya, dia takut saya gendut. Mungkin dia takut saya terserang berbagai penyakit yang disebabkan oleh obesitas, atau lebih mungkinnya tidak ingin saya terlihat jelek .  Meskipun begitu, dia selalu saja jadi orang pertama yang memuji penampilan saya dan mengatakan saya cantik. J
“She is the best mom “
Tidak akan ada yang mampu menggantikannya, dan tidak akan pernah ada kata “pengganti” . karena dialah satu-satunya mama . mama yang sangat saya cintai :’)

“ PAPA “
Lelaki pekerja keras , tegas, disiplin dan pemarah. Papa lelaki terhebat yang ada di dunia. Papa mendidik saya dengan tegas tapi sesungguhnya lembut. Ia memang sering marah, karena itulah ia punya penyakit hipertensi. Saya dan mama sudah paham dengan sifatnya yang agak emosian, karena itu kami berusaha menjaga perasaannya.  Meski pemarah tapi selama saya hidup, ia tidak pernah menggunakan tangannya untuk memukul . Ia sama sekali tidak menggunakan kekerasan meskipun emosinya sudah sangat membuncah. Hanya sekali waktu saya masih berusia 7 tahun, ia menggunakan sapu lidi untuk memukul betis saya karena saya tidak ingin tidur siang. Tapi memukulnya sebatas menggesekkan lidi-lidi itu di kulit saya. Tidak terasa sakitnya sama sekali. Sampai sekarang saya miris mendengar cerita teman-teman sebaya saya yang mengatakan pernah dipukuli oleh ayahnya karena melakukan kesalahan.
Ya allah, bahkan papa tidak pernah membiarkan rasa sakit tertinggal di tubuh saya meskipun saya telah melakukan banyak kesalahan dan banyak mengecewakannya.
 Papa benci air mata
Dia tidak suka melihat air mata dimata kami. Dan papa adalah salah satu dari banyaknya pria yang tidak tega melihat wanita menangis. Apalagi kalau saya menangis disebabkan oleh dirinya yang baru saja marah-marah, dia pasti langsung memikirkan berbagai cara untuk membujuk saya. Itulah sebabnya sifat “suka merajuk” seperti melekat di diri saya. Saya terbiasa dibujuk sedari kecil. Padahal saya sadar, papa memarahi saya dengan alasan yang jelas, dan memang saya berhak untuk dimarahi. Tapi dia tidak pernah tega melihat saya menangis atau berdiam diri di kamar.
Dia pasti membujuk saya dengan coklat.
Ya, saya ingat waktu masih kecil, saya suka sekali coklat. (Sampai sekarang juga masih suka). Apapun jenis makanannya, yang penting ada coklatnya. Dan dia tahu persis hal itu. Bahkan sampai sekarang pun, dia masih sangat ingat, kalau saya suka coklat.
Papa sangat jarang berkata “TIDAK” .
Dia papa yang hebat. Selalu mencukupi kebutuhan hidup saya. Selalu memberikan apa yang saya inginkan, selagi ia masih mampu. Ia selalu berusaha untuk memenuhi keinginan saya yang bermacam-macam, dan terkesan tidak tau diri. Ia selalu berkata iya, setiap saya meminta sesuatu. Ia tidak ingin saya kekurangan sesuatu apapun.

Ya allah, betapa muliaNya dirimu ,telah memberikan sosok lelaki hebat yang tak ada tandingannya di dunia ini . papa… papa yang sangat saya sayangi. Papa yang juga sangat menyayangi saya. Dan saya tahu, papa sangat sedih ketika saya memutuskan untuk kuliah di tempat yang jauh dari mereka. Tapi dengan tegarnya, ia selalu menguatkan mama untuk bersabar menunggu anaknya selesai menjalani pendidikannya.

Dalam setiap doaku,
Selalu kusebut nama mereka. Selalu ku panjatkan doa yang terbaik untuk mereka. Kesehatan, umur panjang, rezeki yang halal, kebahagiaan dan ketenangan. Meski saya tahu, itu tidak pernah sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan selama membesarkan saya. Tapi, dari lubuk hati yang paling dalam saya mencintai kedua orang tua saya dan akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk mereka.

2 malaikat penjaga itu,
Melindungi dengan cinta dan kasih,
Tidak pernah berpaling meski sedetik,
Selalu ada di setiap hembusan nafas,
Dan selamanya,
Akan tetap seperti itu.
Sampai nanti pertemuan indah di surgaNya.




 

1 komentar:

  1. Sungguh kisah yang mengharu biru...
    dua cempol dah buat curhatannya

    BalasHapus