Bismillah,
Anugerah terbesar dalam
hidup saya adalah dilahirkan dan dibesarkan oleh mereka.
Mereka adalah orang-orang
yang hebat, tangguh dan penuh cinta.
Mereka adalah orang-orang
yang tulus, juga pekerja keras.
Saya bangga menjadi putri
mereka.
Saya bahagia dan
sangat-sangat bersyukur menjadi satu-satunya anak mereka.
“MAMA”
Wanita cantik yang penyayang , tangguh, dan penyabar. Diantara kami
bertiga, dialah yang selalu menjadi air, pemberi kesejukan. Dia yang paling
penyabar diantara kami, selalu mengalah dan mendahulukan kepentingan kami baru
setelah itu memikirkan kepentingannya sendiri.
Mama dokter yang hebat. Ia selalu menjadi orang pertama yang
merawat saya dan papa ketika sedang sakit. Ia juga selalu menjadi orang pertama
yang panik dan khawatir akan keadaan kami.
Mama sangat menjaga anak gadisnya. Lebih tepatnya over protektiv. Apalagi
dalam urusan pergaulan. Ia selalu membatasi saya untuk bergaul dengan lawan
jenis. Kadang, terasa begitu berlebihan mendapat kekangan seperti itu. Tapi semakin
lama, semakin saya sadar bahwa semua yang ia lakukan adalah demi untuk menjaga
dan melindungi saya dari hal-hal buruk diluar sana.
Mama adalah guru terbaik. Mama yang pertama kali mengajarkan saya
membaca. Huruf demi huruf, kata demi kata. Saat itu saya masih berumur 4 tahun
dan sedang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Profesinya yang juga merupakan
seorang guru Sekolah Dasar menjadikan ia sosok pengajar yang baik dan cerdas.
Bahkan disaat teman-teman sebaya saya masih tertatih tatih untuk membaca, saya
sudah degan lancarnya membaca dan menulis. Setiap waktu istirahat tiba, guru TK
saya menuliskan 1 kata di papan tulis, dan menyuruh kami berlomba untuk angkat
tangan dan menyebutkan kata yang ia tuliskan. Sebagai imbalannya , jika menyebutkan
kata itu dengan benar, maka kami berhak keluar kelas dan istirahat lebih dulu.
Dan saya selalu menjadi orang pertama yang keluar kelas.
Mama selalu ingin menjadikan anaknya yang terbaik.
Kadang, saya merasa
terlalu dibebani dengan sifatnya yang satu ini. Tapi saya berusaha untuk
memahaminya. Semua orang tua pasti lah ingin anaknya menjadi yang terbaik. Dan
mama adalah salah satu dari sekian mama yang selalu ingin anaknya “lebih” dibanding
anak lainnya. Dia selalu mencukupi kebutuhan saya. Waktu kecil, dia selalu
mendandani saya dengan pita dan jepitan rambut yang berwarna warni, padahal
rambut saya sangat tipis waktu itu. Hahaha.. dia juga memakaikan saya baju-baju
yang bagus dan selalu mengikuti tren waktu itu. Dia selalu mencukupi kebutuhan
saya, membaguskan penampilan saya dimanapun saya berada. Dan hal itu terjadi
sampai detik ini. Kebutuhan kuliah saya selalu ia tanyakan, ya, karena sekarang
saya berada jauh darinya, jadi ia hanya bisa menanyakannya saja. Dalam setiap
akhir percakapan dalam telepon, dia selalu menannyakan tentang kondisi berat
badan saya. Lucunya, dia takut saya gendut. Mungkin dia takut saya terserang
berbagai penyakit yang disebabkan oleh obesitas, atau lebih mungkinnya tidak
ingin saya terlihat jelek . Meskipun
begitu, dia selalu saja jadi orang pertama yang memuji penampilan saya dan
mengatakan saya cantik. J
“She is the best mom “
Tidak akan ada yang mampu
menggantikannya, dan tidak akan pernah ada kata “pengganti” . karena dialah
satu-satunya mama . mama yang sangat saya cintai :’)
“ PAPA “
Lelaki pekerja keras , tegas, disiplin dan pemarah. Papa lelaki
terhebat yang ada di dunia. Papa mendidik saya dengan tegas tapi sesungguhnya
lembut. Ia memang sering marah, karena itulah ia punya penyakit hipertensi. Saya
dan mama sudah paham dengan sifatnya yang agak emosian, karena itu kami
berusaha menjaga perasaannya. Meski
pemarah tapi selama saya hidup, ia tidak pernah menggunakan tangannya untuk
memukul . Ia sama sekali tidak menggunakan kekerasan meskipun emosinya sudah
sangat membuncah. Hanya sekali waktu saya masih berusia 7 tahun, ia menggunakan
sapu lidi untuk memukul betis saya karena saya tidak ingin tidur siang. Tapi
memukulnya sebatas menggesekkan lidi-lidi itu di kulit saya. Tidak terasa
sakitnya sama sekali. Sampai sekarang saya miris mendengar cerita teman-teman
sebaya saya yang mengatakan pernah dipukuli oleh ayahnya karena melakukan
kesalahan.
Ya allah, bahkan papa tidak pernah membiarkan rasa sakit tertinggal di
tubuh saya meskipun saya telah melakukan banyak kesalahan dan banyak
mengecewakannya.
Papa benci air mata
Dia tidak suka melihat air
mata dimata kami. Dan papa adalah salah satu dari banyaknya pria yang tidak
tega melihat wanita menangis. Apalagi kalau saya menangis disebabkan oleh
dirinya yang baru saja marah-marah, dia pasti langsung memikirkan berbagai cara
untuk membujuk saya. Itulah sebabnya sifat “suka
merajuk” seperti melekat di diri saya. Saya terbiasa dibujuk sedari kecil.
Padahal saya sadar, papa memarahi saya dengan alasan yang jelas, dan memang
saya berhak untuk dimarahi. Tapi dia tidak pernah tega melihat saya menangis
atau berdiam diri di kamar.
Dia pasti membujuk saya dengan coklat.
Ya, saya ingat waktu masih
kecil, saya suka sekali coklat. (Sampai sekarang juga masih suka). Apapun jenis
makanannya, yang penting ada coklatnya. Dan dia tahu persis hal itu. Bahkan
sampai sekarang pun, dia masih sangat ingat, kalau saya suka coklat.
Papa sangat jarang berkata “TIDAK” .
Dia papa yang hebat.
Selalu mencukupi kebutuhan hidup saya. Selalu memberikan apa yang saya
inginkan, selagi ia masih mampu. Ia selalu berusaha untuk memenuhi keinginan
saya yang bermacam-macam, dan terkesan tidak tau diri. Ia selalu berkata iya,
setiap saya meminta sesuatu. Ia tidak ingin saya kekurangan sesuatu apapun.
Ya allah, betapa muliaNya
dirimu ,telah memberikan sosok lelaki hebat yang tak ada tandingannya di dunia
ini . papa… papa yang sangat saya sayangi. Papa yang juga sangat menyayangi
saya. Dan saya tahu, papa sangat sedih ketika saya memutuskan untuk kuliah di
tempat yang jauh dari mereka. Tapi dengan tegarnya, ia selalu menguatkan mama
untuk bersabar menunggu anaknya selesai menjalani pendidikannya.
Dalam setiap doaku,
Selalu kusebut nama
mereka. Selalu ku panjatkan doa yang terbaik untuk mereka. Kesehatan, umur
panjang, rezeki yang halal, kebahagiaan dan ketenangan. Meski saya tahu, itu
tidak pernah sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan selama membesarkan
saya. Tapi, dari lubuk hati yang paling dalam saya mencintai kedua orang tua
saya dan akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk mereka.
2 malaikat penjaga itu,
Melindungi dengan cinta dan kasih,
Tidak pernah berpaling meski sedetik,
Selalu ada di setiap hembusan nafas,
Dan selamanya,
Akan tetap seperti itu.
Sampai nanti pertemuan indah di surgaNya.
Sungguh kisah yang mengharu biru...
BalasHapusdua cempol dah buat curhatannya