Kamis, 13 Desember 2012

tentang DIA . . .


Bismillah,



DIA terlalu biasa untuk ukuran gadis masa kini . . .
Penampilannya sederhana, tidak ada yang menarik .
Kemeja dan rok serta kerudung yang menutupi kepalanya adalah penampilan sehari-harinya setiap beraktivitas sebagai mahasiswa. Disaat para wanita berjilbab sedang gencar-gencarnya dengan hijabers yang memodifikasi bentuk jilbab dengan bermacam-macam model, dia sepertinya tetap setia dengan model jilbabnya yang biasa saja. Sesekali saya melihat dia berdandan tipis dan berpenampilan lebih menarik saat diluar kampus.

DIA suka pantai . . .
Sepertinya jalan-jalan adalah salah satu cara favoritnya untuk menghilangkan stress. Dan saya tahu persis, dia suka pantai . Dia suka melihat laut, apalagi pasir putih. Tidak heran sih, karena di daerah asalnya terhampar luas lautan dengan pasir putih yang selalu jadi tempat persinggahannya untuk sekedar bersantai atau melepas kepenatan dari rutinitas sekolah. Sekarang saat dia tinggal di Makassar, katanya susah menemukan pantai yang berpasir putih. Setidaknya Losari bisa mengatasi kerinduannya akan pantai. Dia paling suka suasana sunset. Katanya “romantis”, padahal menurutku biasa-biasa saja. Entahlah, mungkin dia punya kesan tersendiri dengan sunset.

DIA sok kuat, padahal lemah . . .
Dia pribadi yang kuat, mungkin. Suka menyimpan masalahnya sendiri. Selama ini dia tidak pernah membagi masalahnya dengan keluarga apalagi kedua orang tuanya. Dia hanya mau berbagi dengan beberapa sahabatnya, dan saya salah satunya.
Saya sangat sedih mendengar percakapannya dengan ibunya melalui telepon, dia selalu menyatakan sedang dalam keadaan “baik-baik saja”, padahal kenyataannya dia sedang terbaring lemah dengan suhu tubuh yang lebih tinggi daripada biasanya. Alasannya, dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir.
Masih teringat jelas di benak saya saat dia mengeluh sakit di dadanya, sampai sulit bernafas. Saya mengantarnya untuk memeriksakan kondisinya ke dokter di RS Wahidin, tapi sungguh sangat mengejutkan, saat sedang menunggu di ruang tunggu, handphonenya berdering lalu ia membaca sms yang masuk. Beberapa detik setelah itu, dia mengajak untuk pulang. Lebih tepatnya, saya yang pulang ke kosan dan dia kembali ke kampusnya. Kalau tidak salah ,waktu itu dia sedang ada MID semester.

DIA memang keras kepala . ..
Alhamdulillah keadaannya membaik beberapa hari kemudian. Setelah dia meminum obat yang dia beli di apotek secara rutin dan tidur tanpa menyalakan kipas angin, juga tidak mandi di malam hari. Saya sampai capek sendiri memperingatkannya untuk tidak mandi di malam hari, juga tidak menyalakan kipas angin yang mengarah tepat di atas kepalanya dari malam sampai pagi. Dasar keras kepala, kadang-kadang masih bandel juga.
Begitulah dia, keras kepala dan susah dinasehati. Mungkin karena terbiasa di manja oleh orang tuanya. Sejak kecil dia memang selalu dituruti setiap keinginnannya, tapi itu tidak lantas membuatnya menjadi lupa diri dan suka meminta apapun yang ia mau. Saya kadang-kadang heran dengan kegiatan “mengkalkulasi pengeluaran keuangan” yang sering ia lakukan setiap ingin belanja atau setiap selesai membeli sesuatu. Padahal menurut saya ia tidak perlu repot-repot melakukannya karena rekeningnya selalu dicharge rutin setiap awal bulan. Kapanpun ia butuh, langsung gesek saja kartu mungil berjudul ATM itu.
Saya salut padanya . Dia sangat menghargai jerih payah kedua orang tua yang telah bekerja keras demi untuk membiayai kuliahnya dan memfasilitasi kehidupannya yang sangat layak selama di Makassar. Anak manja yang baru belajar mandiri. Lucu juga melihat sikapnya yang kadang seperti anak-anak, dan kadang juga bisa bersikap layaknya orang dewasa.

DIA benci sunyi disaat hujan . . .
Dia paling tidak suka kesunyian ditengah hujan. Saya masih ingat kejadian malam itu ketika Makassar sedang diguyur hujan deras. Dia menelpon saya dengan suara yang serak. Saya tahu persis, dia sedang menangis. Lalu dia mengatakan bahwa tetangga kosannya yang juga sahabatnya itu sedang pergi, artinya dia sendiri di tempatnya dan hujan deras malam itu membuatnya berada dalam perasaan sunyi yang tidak mengenakan hingga akhirnya memutuskan untuk menelpon saya . Sedikit hiburan melalui telepon sudah membuatnya agak tenang. Tidak begitu susah untuk membujuknya berhenti menangis.

DIA sosok yang penyayang . . .
Terlihat jelas dari tiap tetes air mata yang jatuh di pelupuk matanya setiap kali bercerita mengenai kerinduannya terhadap kedua orang tuanya.
Terlihat jelas dari kekhawatirannya saat sahabat karibnya sedang dalam kesusahan.
Terlihat jelas dari raut kesedihan mendalam saat ia memutuskan untuk berpisah dengan seseorang yang spesial baginya.  Aneh juga, padahal dia yang meminta untuk berpisah, setelah diiyakan oleh orang itu, dia lalu menyesali keputusannya dan menangis tersedu-sedu di bahuku . Dia sepertinya sangat menyayangi orang itu. Saya ingin membuatnya kembali tapi ada sebuah alasan yang ia lontarkan yang membuat saya juga menjadi kurang yakin untuk melancarkan niat saya. Kehilangan kepercayaan membuatnya memutuskan untuk berhenti. Berhenti menjadikan orang itu sebagai seseorang yang spesial. Semenjak hari itu, saya jarang mendengar ia bercerita tentang cinta .

DIA, ternyata banyak yang menyukainya . . .
Tidak bermaksud lebay, tapi memang begitulah kenyataannya.
Kadang saya harus pura-pura tidak mendengarnya setiap ia meminta pendapat untuk membuat alasan yang masuk akal ketika ia ingin menolak ajakan atau kunjungan dari mereka yang menyukainya. Yang lebih menyebalkan adalah, saya kerap menjadi sasaran setiap kali ada yang menelponnya dan ia sedang tidak ingin mengangkat telepon itu, terpaksa saya yang harus bicara dan saya pula yang menanggung dosa karena membuat alasan palsu. Dia tahu, saya cukup mahir dalam bersilat lidah. hehehe
Sebenarnya ada cara simpel untuk mengetahui responnya pada pria. “SMS” , kalau dia lebih sering tidak membalas atau lebih tepatnya tidak menggubris smsmu, itu artinya dia memang tidak tertarik pada kamu dan secara tidak langsung ingin menyuruhmu untuk berhenti mendekatinya. (tapi bisa juga karena lagi gak ada pulsa atau hpnya lowbat, hehehe ;p ) . Nah lho?! Sms saja sudah ogah-ogahan , apalagi telepon?! Jangan pernah berharap akan mendengar suaranya.
Tapi anehnya, banyak yang tidak peka dengan hal ini. Sudah dicuekki, masih tetap gencar mendekati. Berkali-kali ia menolak , sampai merasa tidak enak hati. Tapi itulah dia. Dia tidak ingin menjalin hubungan hanya didasari rasa kasihan atau ajang coba-coba. Katanya, “perasaan itu tidak bisa dipaksakan” . Dan memang betul , dia sangat mengandalkan perasaan. Se-perfect aapapun yang ada di hadapannya tapi kalau hatinya tidak mengiyakan, maka tetap saja ia akan menolak. Terkadang saya merasa kalau dia sosok yang perfeksionis, mengharapkan sesuatu yang sesuai keinginannya, tapi hal itu terbantahkan dengan sebuah kasus…

DIA suka dibuat deg-degan . . .
Sebuah kasus yang menurutku aneh dan janggal (berasa alay -,- ). Disaat banyak yang mendekatinya dengan beragam jurus, ada satu yang berhasil meruntuhkan pertahanannya (tambah alay). Betapa beruntungnya seseorang itu karena ia mampu melunakkan hatinya. Sosok itu ternyata bisa membuatnya kembali percaya, dan kembali belajar untuk menyayangi .

 “saya memilih seseorang yang bisa membuat saya deg-degan setiap kali menatap matanya” .

Itulah kalimat yang sering ia lontarkan setiap kali saya bertanya alasan ia menolak “lagi” pria yang baru saja menyatakan perasaan padanya.
Mungkin dia sudah menentukan pilihannya sendiri, tapi masih ingin menunggu waktu yang tepat.

"Ahh . . . saya jadi penasaran pada sosok beruntung yang mampu menaklukkan hati gadis penggila warna pink itu ".



Tidak ada komentar:

Posting Komentar