bismillah,
Mengutip
judul dari salah satu novel remaja yang pernah saya baca. Rasanya tertarik
untuk membuat tulisan sederhana berdasarkan judul itu.
Terkadang, cinta memaksa
kita untuk memilih,
Memilih satu diantara banyak
pilihan yang ada,
Memilih yang paling baik
menurut hati kita,
Memilih yang paling logis
menurut pikiran kita,
Dan memilih yang paling
nyaman menurut rasa kita.
Tapi ternyata tidak
semudah seperti menuliskan kata-kata itu dilayar putih yang ada di hadapanku
sekarang. Memilih cinta tak akan semudah
seperti memilih menu makan siang saat berada di kantin kampus, tak semudah
memilih warna baju yang diinginkan saat belanja di toko baju – meski tentu saja
saya akan cenderung memilih yang berwarna pink- juga tak semudah seperti saat memilih
untuk tidur atau tetap berkutat pada buku kimia analitik “vogel” yang isinya
seperti dongeng yg menidurkan.
Sulit… bahkan sangat
sulit
Ketika berada diantara 2
pilihan , katakanlah keduanya adalah sama sama baik, ya tentu saja, bukankah
setiap manusia itu diciptakan dengan sifat baik? Hanya saja jika ada segelintir
orang yang dikatakan jahat sifatnya itu karena sisi baiknya sedang bersembunyi
dibalik jubah hitam dan entah kapan bisa menampakkan dirinya kembali. (jubah
hitam? Kok tiba-tiba teringat film Harry potter ya? Hahaha..lupakan)
Back to the topic
Kalau hanya berpatokan
pada sifat baik, hal itu tidak akan membantu kita untuk bisa menjatuhkan
pilihan dengan tepat. Lalu? Bagaimana dengan fisik ?
Kata orang, cinta itu
dari mata turun ke hati. Kalau dipandang saja sudah tidak enak, otomatis hati
tidak akan menunjukkan responnya. TAPI, apakah yang enak dipandang itu sudah
tentu baik perangainya? Apakah wajah mulus dan putih itu sudah tentu tulus dan
jujur hatinya? Apakah postur tinggi dan keren itu sudah tentu memiliki sifat
penyayang dan pengertian?
TIDAK !
Tidak ada jaminan yang
pasti bahwa fisik yang sempurna berarti memiliki sifat yang sempurna pula.
Kalaupun ada, pasti hanya beberapa orang saja dan pastinya tetap memiliki
kekurangan . mana ada manusia yang sempurna kan?
Kalau begitu , sifat baik
dan fisik masih belum bisa membuat kita yakin untuk menjatuhkan suatu pilihan
bukan? Lalu bagaimana dengan materi?
Baiklah, tidak perlu
munafik setiap wanita pasti menginginkan pasangan yang membuat hidupnya
sejahtera. Siapa sih yang mau hidup
melarat dan serba kekurangan?
Tapi kembali lagi ke
pribadi masing-masing, bagaimana menyikapi hal ini. Toh, kekayaaan juga tidak
menjamin sebuah kebahagiaan, dan kemiskinan juga bukan penghalang suatu
kebahagiaan. Hanya saja, kita mesti mencoba berpikir lebih realistis. Orang tua
kita sudah susah payah bekerja untuk membiayai sekolah kita sampai ke bangku
perkuliahan, tentu saja dengan harapan kita bisa mendapatkan hidup yang layak
dan baik di masa depan. Bukan berarti saya menekankan bahwa kita harus memilih
pasangan yang tajir atau semacamnya, tapi berpikirlah lebih realistis, karena
kita hidup di dunia nyata bukan di dunia maya . hahaha…… (apa sih? ) -____-
Materi bukan sebuah
patokan untuk menentukan pilihan. Karena hati itu tidak bisa dibeli dengan
rupiah. So? Sifat baik, fisik , dan
materi juga masih belum mampu membuat kita untuk memilih dengan tepat?
Last but not least,
“HATI”
Hati untuk merasakan, rasa yang tidak pernah bisa berbohong.
Rasa bahagia saat melihat
keberadaannya
Rasa nyaman saat berada di
dekatnya
Rasa deg-degan saat
menatap matanya
Rasa malu saat tanpa
sengaja tatapan kita bertemu
Rasa terkejut saat namanya
muncul di layar handphone
Rasa kangen saat berada
jauh darinya
Rasa cemburu saat ia dekat
dengan yang lain
Dan Rasa sedih ketika dia
lebih dulu menentukan pilihan pada seseorang yang lain, bukan kita!
Subhanallah, betapa
mulianya Allah.SWT menciptakan manusia sedemikian sempurna, dengan hati yang
tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan lainnya, dan tentu saja HATI yang bisa
meRASAkan CINTA.
Karena itu,
Biarkan cinta memilih,
Karena cinta tidak akan
pernah tersesat.
Pasti :)
(y) ^_^
BalasHapus