Minggu, 30 Desember 2012

Untukmu, Jiwa yang tak pernah merasa puas…




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
 
“…Dan DIA telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah. “
(Q.S Ibrahim ayat 34)

Sepenggal ayat diatas kubaca berulang-ulang dengan nalar yang mencoba mengerti, tiba-tiba perasaan bersalah muncul dalam hati ini. Ya, pada kenyataannya saya jarang bersyukur, dan sering mengeluh. Tanpa saya sadari begitu besar nikmat yang telah Allah.SWT berikan dalam hidup saya. Terlahir dalam kondisi yang sempurna tanpa kurang atau cacat sedikitpun. Dibesarkan oleh keluarga islam yang penuh cinta dan kasih. Dipenuhi semua kebutuhan jasmani tanpa kurang sedikitpun. Disekolahkan dari TK sampai sekarang bisa mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. Subhanallah, betapa beruntungnya saya, karena pasti tidak semua orang mendapatkan seperti apa yang saya dapatkan.
Jadi, apakah masih tidak malu untuk mengeluh kepada-Nya?

Manusia memang tidak pernah merasa puas.
Apa ini memang sudah menjadi takdir manusia?
Para koruptor misalnya, dengan harta yang sudah bergelimangan ternyata masih belum cukup bagi mereka dan masih saja ingin mengeruk keuntungan yang bukan hak mereka. Tanpa mereka sadari, apa yang mereka lakukan menyebabkan kesengsaraan orang lain. Anggota DPR yang berperisai “WAKIL RAKYAT” di dadanya, setiap bulan menikmati gaji yang besar, setiap hari bekerja di ruang ber-AC, kesana kemari dengan mobil mewah, tapi masih saja menambah pundi-pundi uang dengan cara yang tidak halal.
Lebih parahnya, mereka bukan hanya tak bisa mengendalikan nafsu terhadap uang, tapi juga nafsu pada perempuan. Berita tentang kasus video mesum atau foto-foto fulgar mereka hampir menandingi gossip selebriti Indonesia. Nauzubillahiminzalik.

Untuk mereka yang hidup dengan kondisi ekonomi yang rendah juga seringkali lupa untuk bersyukur. Banyak mengeluh dan menyalahkan Allah atas kesengsaraan yang ia alami. Padahal kan mereka miskin karena tidak mau berusaha dan bekerja, bukan karena Allah bersikap tidak adil.

Saya percaya,  Allah.SWT selalu adil. Ia tahu mana yang terbaik untuk umatnya. Ia tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi ia memberi apa yang kita butuhkan. Setiap manusia telah ditentukan rezekinya, dan tidak akan pernah rezeki yang telah ditetapkan pada kita diberikan pada orang lain.

Seandainya manusia bisa meluangkan sedikit waktu untuk menghitung berapa nikmat yang diberikan oleh-Nya dalam sehari, atau bahkan sejam, semenit, dan sedetik. Manusia pasti tidak akan diperbudak oleh hawa nafsunya. Nafsu untuk menguasai segala hal-hal duniawi. Sampai mereka lupa caranya untuk bersyukur. Sampai mereka lupa, betapa Allah. SWT telah menciptakan mereka dengan sungguh sempurna, melebihi makhluk ciptaannya yang lain.

Contoh kecil adalah “nafas”.
Untuk yang berpendapat bernafas itu hanya sekedar “menghirup gas O2 (oksigen) dan menghembuskan gas CO2 (karbon dioksida) sepertinya harus membaca tulisan dibawah ini.

Dimulai dari masuknya udara melalui rongga hidung yang pada permukaannnya dilengkapi dengan rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung. Bayangkan kalo tidak ada rambut-rambut halus itu, udara yang masuk tidak akan tersaring, otomatis virus-virus berbahaya akan ikut masuk kedalam tubuh. 
 
Setelah itu udara akan memasuki pangkal tenggorok. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Nah, pada waktu menelan makanan, katup epiglotis itu akan menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katup membuka.

Lalu udara akan melewati batang tenggorok atau istilah famousnya “trakea”. Trakea terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok atau trakea ini bercabang menjadi dua cabang tenggorok yang disebut bronkus. Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru (alveolus), nah di alveolus ini terjadi proses yang sangat penting. Oksigen yang terdapat dalam alveolus akan berdifusi menembus dinding sel alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus.

Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas. Jalur yang dilewati akan sama seperti pada saat udara tersebut masuk. Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.

Subhanallah, proses bernafas memang kelihatannya sederhana, tapi sesungguhnya sangat rumit dan melibatkan banyak organ dalam tubuh manusia. Betapa hebatnya sang Khalik yang menciptakan organ-organ tubuh itu sedemikian rupa, dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Bayangkan jika salah satu dari organ tadi tidak berfungsi dengan baik, tentunya hidup kita tidak akan berjalan dengan normal.

Wahai kamu jiwa yang tidak pernah merasa puas,
Bersyukurlah pada-Nya. Niscaya Ia akan tambahkan nikmat yang lebih besar kepadamu. 

Ya allah,
Terimakasih atas nafas yang masih berhembus sampai detik ini :')



Forever WE are ...


 

Persahabatan mengajarkan banyak hal …
saling mendukung dalam melakukan kebaikan,
saling menguatkan saat ada yang rapuh,
saling mengingatkan saat ada yang lalai,
saling berbagi dalam suka dan duka…






(dari kanan ke kiri : saya, tamy, dhinda, nana)

Semua itu saya rasakan saat bersama mereka. Mereka adalah sahabat-sahabat terbaik yang pernah saya miliki. Mereka adalah orang-orang yang menemani saya menghabiskan 2 tahun masa putih abu-abu dengan keceriaan, kekonyolan, kegilaan dan hal-hal indah yang tentunya sulit untuk dilupakan.

Mereka adalah wanita-wanita yang berbeda karakter tapi memiliki kesamaan satu sama lain, entah itu hobby, makanan kesukaan ataupun tipe pria idaman. Ya, kami memang berbeda, tapi persahabatan menyatukan kami .


 

Pulang . . .




05.35 AM

Assalamualaikum world,
Sapaan di pagi hari yang dingin ini. Makassar sedang musim hujan, setiap akhir tahun memang begitu. Curah hujan meningkat, tak heran saya lebih sering berdiam diri di kamar kosan ketimbang keluyuran diluar.
 Hmm…
Kamar ini terasa begitu sunyi dan gelap. Lebih sunyi dari biasanya dan itu sangat menyesakkan hati :(

Seberkas cahaya mulai menelusup jendela kamar yang saya biarkan terbuka. Tirai pink muda itu menjadi berwana putih karena pancaran cahaya dari luar. Pantas saja udara luar yang dingin tiba-tiba terasa sampai ke dalam kamar ini…

Posisi tempat tidur yang bersebelahan dengan jendela, memungkinkan saya untuk leluasa mengintip keluar jendela. Tidak ada siapapun, jam segini para penghuni kosan masih tenggelam dalam lautan  mimpinya. Kecuali bapak yang jabatannya bisa dikatakan satpam -hanya saja dia tidak memakai seragam satpam- yang biasanya sudah sibuk dengan kegiatannya membersihkan halaman depan kosan. Tapi pagi ini dia masih terlelap dalam ruangan kecil yang letaknya tepat disebelah kanan pintu gerbang. Mungkin semalam dia harus terbangun beberapa kali untuk membukakan pintu gerbang para penghuni kos yang pulang larut malam.

Ahh,
Tidak ada pemandangan yang indah, hanya sebuah pohon yang dikelilingi kendaraan bermotor . Lebih tepat dikatakan parkiran. Suasana yang sangat tidak menarik untuk dihayati dan digunakan untuk melamun. Ya, sebenarnya saya suka melamun dalam suasana tertentu. Imajinasi saya suka sekali berterbangan kesana kemari, meskipun sebenarnya itu hanya sebuah khayalan yang saya pun sadar sangat kecil kemungkinannya akan terjadi dalam dunia nyata. Salah satu contohnya, melamunkan tentang holiday trip to KOREA , bertemu Lee Min Ho dan Yesung SuJu oppa . Atau trip to PARIS, mengunjungi Sorbone University, itu loh kampusnya si Andrea Hirata yang diceritakan dalam novel tetraloginya “Sang Pemimpi” , lalu menikmati suasana menara Eiffel di malam hari plus bonusnya ada cowok tampan yang will say “would you be my girlfriend?” (akibat kebanyakan nonton sinetron Love in Paris ) hahaha… see?! Khayalan tingkat tinggi banget kan :D

Lalu pandangan saya tertuju pada langit yang masih tersisa , karena 2 pohon besar yang ada di halaman kosan menutupi langit dengan dedaunannya…
Putih…mendekati kebiruan
Hampir sama seperti langit yang biasa kulihat dari balik jendela kamar yang disana…
Kamar minimalis berwarna pink, yang di dalamnya terlalu ramai karena dilengkapi dengan tempat tidur berwarna merah dengan seprei pink, sebuah lemari pakaian , sebuah meja rias dan meja belajar yang rak atasnya terpajang bingkai-bingkai,pernak-pernik  serta boneka-boneka yang juga dominan warna pink,  dan merupakan kado pemberian teman-teman saya setiap saya berulang tahun.
Meskipun ukurannya lebih kecil dibanding kamar yang sedang kutempati saat ini, tapi kamar itu jauh lebih nyaman berpuluh kali lipat. Sirkulasi udaranya baik, jadi saya tidak pernah kepanasan meski tengah hari yang terik sekalipun.  Kalau malam hari rasanya sangat sejuk, dan akan sangat dingin menjelang tengah malam apalagi shubuh, brrrr….dinginnya minta ampun.

Berbeda 360 derajat dengan disini yang semakin malam semakin panas rasanya. Kalau saja kipas angin tidak pernah diciptakan di dunia ini, mungkin saya sudah meleleh sejak hari pertama menempati kamar ini. Udara di Makassar memang tak sesejuk  kota kecilku, Luwuk* .

Di pagi hari seperti ini, saya biasanya menghabiskan waktu di teras rumah. Dari teras rumah saya bisa melihat pemandangan kota Luwuk dan lautan biru yang terhampar dengan indahnya. Udara segar pegunungan sangat terasa. Bagian favoritku adalah SunRise . Ketika si matahari mulai menampakkan dirinya, sebagian cahayanya akan terpantul ke permukaan laut yang tadinya berwarna biru tua dan kemudian akan berwarna biru mendekati putih dilengkapi dengan kilauan yang sungguh menarik.

Sayangnya, saya tidak menemukan itu semua disini… kalaupun ada yang hampir sama, pasti rasanya tak akan senyaman dan seindah seperti kota ku :’)
Memang betul, tanah kelahiran itu selalu menjadi tempat paling dikagumi.

hmm, sepertinya saya merindukan rumah,
dan juga merindukan kota kecil itu…

rasanya INGIN PULANG. . .
:’(


(* Luwuk : salah satu kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah, merupakan ibukota Kabupaten Banggai. Berada sekitar ± 607 km dari kota Palu)



Minggu, 16 Desember 2012

Dua Malaikat Penjaga



Bismillah,

Anugerah terbesar dalam hidup saya adalah dilahirkan dan dibesarkan oleh mereka.
Mereka adalah orang-orang yang hebat, tangguh dan penuh cinta.
Mereka adalah orang-orang yang tulus, juga pekerja keras.
Saya bangga menjadi putri mereka.
Saya bahagia dan sangat-sangat bersyukur menjadi satu-satunya anak mereka.

“MAMA”
Wanita cantik yang penyayang , tangguh, dan penyabar. Diantara kami bertiga, dialah yang selalu menjadi air, pemberi kesejukan. Dia yang paling penyabar diantara kami, selalu mengalah dan mendahulukan kepentingan kami baru setelah itu memikirkan kepentingannya sendiri.
Mama dokter yang hebat. Ia selalu menjadi orang pertama yang merawat saya dan papa ketika sedang sakit. Ia juga selalu menjadi orang pertama yang panik dan khawatir akan keadaan kami.
Mama sangat menjaga anak gadisnya. Lebih tepatnya over protektiv. Apalagi dalam urusan pergaulan. Ia selalu membatasi saya untuk bergaul dengan lawan jenis. Kadang, terasa begitu berlebihan mendapat kekangan seperti itu. Tapi semakin lama, semakin saya sadar bahwa semua yang ia lakukan adalah demi untuk menjaga dan melindungi saya dari hal-hal buruk diluar sana.
Mama adalah guru terbaik. Mama yang pertama kali mengajarkan saya membaca. Huruf demi huruf, kata demi kata. Saat itu saya masih berumur 4 tahun dan sedang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Profesinya yang juga merupakan seorang guru Sekolah Dasar menjadikan ia sosok pengajar yang baik dan cerdas. Bahkan disaat teman-teman sebaya saya masih tertatih tatih untuk membaca, saya sudah degan lancarnya membaca dan menulis. Setiap waktu istirahat tiba, guru TK saya menuliskan 1 kata di papan tulis, dan menyuruh kami berlomba untuk angkat tangan dan menyebutkan kata yang ia tuliskan. Sebagai imbalannya , jika menyebutkan kata itu dengan benar, maka kami berhak keluar kelas dan istirahat lebih dulu. Dan saya selalu menjadi orang pertama yang keluar kelas.
Mama selalu ingin menjadikan anaknya yang terbaik.
Kadang, saya merasa terlalu dibebani dengan sifatnya yang satu ini. Tapi saya berusaha untuk memahaminya. Semua orang tua pasti lah ingin anaknya menjadi yang terbaik. Dan mama adalah salah satu dari sekian mama yang selalu ingin anaknya “lebih” dibanding anak lainnya. Dia selalu mencukupi kebutuhan saya. Waktu kecil, dia selalu mendandani saya dengan pita dan jepitan rambut yang berwarna warni, padahal rambut saya sangat tipis waktu itu. Hahaha.. dia juga memakaikan saya baju-baju yang bagus dan selalu mengikuti tren waktu itu. Dia selalu mencukupi kebutuhan saya, membaguskan penampilan saya dimanapun saya berada. Dan hal itu terjadi sampai detik ini. Kebutuhan kuliah saya selalu ia tanyakan, ya, karena sekarang saya berada jauh darinya, jadi ia hanya bisa menanyakannya saja. Dalam setiap akhir percakapan dalam telepon, dia selalu menannyakan tentang kondisi berat badan saya. Lucunya, dia takut saya gendut. Mungkin dia takut saya terserang berbagai penyakit yang disebabkan oleh obesitas, atau lebih mungkinnya tidak ingin saya terlihat jelek .  Meskipun begitu, dia selalu saja jadi orang pertama yang memuji penampilan saya dan mengatakan saya cantik. J
“She is the best mom “
Tidak akan ada yang mampu menggantikannya, dan tidak akan pernah ada kata “pengganti” . karena dialah satu-satunya mama . mama yang sangat saya cintai :’)

“ PAPA “
Lelaki pekerja keras , tegas, disiplin dan pemarah. Papa lelaki terhebat yang ada di dunia. Papa mendidik saya dengan tegas tapi sesungguhnya lembut. Ia memang sering marah, karena itulah ia punya penyakit hipertensi. Saya dan mama sudah paham dengan sifatnya yang agak emosian, karena itu kami berusaha menjaga perasaannya.  Meski pemarah tapi selama saya hidup, ia tidak pernah menggunakan tangannya untuk memukul . Ia sama sekali tidak menggunakan kekerasan meskipun emosinya sudah sangat membuncah. Hanya sekali waktu saya masih berusia 7 tahun, ia menggunakan sapu lidi untuk memukul betis saya karena saya tidak ingin tidur siang. Tapi memukulnya sebatas menggesekkan lidi-lidi itu di kulit saya. Tidak terasa sakitnya sama sekali. Sampai sekarang saya miris mendengar cerita teman-teman sebaya saya yang mengatakan pernah dipukuli oleh ayahnya karena melakukan kesalahan.
Ya allah, bahkan papa tidak pernah membiarkan rasa sakit tertinggal di tubuh saya meskipun saya telah melakukan banyak kesalahan dan banyak mengecewakannya.
 Papa benci air mata
Dia tidak suka melihat air mata dimata kami. Dan papa adalah salah satu dari banyaknya pria yang tidak tega melihat wanita menangis. Apalagi kalau saya menangis disebabkan oleh dirinya yang baru saja marah-marah, dia pasti langsung memikirkan berbagai cara untuk membujuk saya. Itulah sebabnya sifat “suka merajuk” seperti melekat di diri saya. Saya terbiasa dibujuk sedari kecil. Padahal saya sadar, papa memarahi saya dengan alasan yang jelas, dan memang saya berhak untuk dimarahi. Tapi dia tidak pernah tega melihat saya menangis atau berdiam diri di kamar.
Dia pasti membujuk saya dengan coklat.
Ya, saya ingat waktu masih kecil, saya suka sekali coklat. (Sampai sekarang juga masih suka). Apapun jenis makanannya, yang penting ada coklatnya. Dan dia tahu persis hal itu. Bahkan sampai sekarang pun, dia masih sangat ingat, kalau saya suka coklat.
Papa sangat jarang berkata “TIDAK” .
Dia papa yang hebat. Selalu mencukupi kebutuhan hidup saya. Selalu memberikan apa yang saya inginkan, selagi ia masih mampu. Ia selalu berusaha untuk memenuhi keinginan saya yang bermacam-macam, dan terkesan tidak tau diri. Ia selalu berkata iya, setiap saya meminta sesuatu. Ia tidak ingin saya kekurangan sesuatu apapun.

Ya allah, betapa muliaNya dirimu ,telah memberikan sosok lelaki hebat yang tak ada tandingannya di dunia ini . papa… papa yang sangat saya sayangi. Papa yang juga sangat menyayangi saya. Dan saya tahu, papa sangat sedih ketika saya memutuskan untuk kuliah di tempat yang jauh dari mereka. Tapi dengan tegarnya, ia selalu menguatkan mama untuk bersabar menunggu anaknya selesai menjalani pendidikannya.

Dalam setiap doaku,
Selalu kusebut nama mereka. Selalu ku panjatkan doa yang terbaik untuk mereka. Kesehatan, umur panjang, rezeki yang halal, kebahagiaan dan ketenangan. Meski saya tahu, itu tidak pernah sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan selama membesarkan saya. Tapi, dari lubuk hati yang paling dalam saya mencintai kedua orang tua saya dan akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk mereka.

2 malaikat penjaga itu,
Melindungi dengan cinta dan kasih,
Tidak pernah berpaling meski sedetik,
Selalu ada di setiap hembusan nafas,
Dan selamanya,
Akan tetap seperti itu.
Sampai nanti pertemuan indah di surgaNya.




 

Mati Rasa atau Lupa Rasanya ?


 Bismillah,

Hari minggu yang cerah di tanggal 16 desember 2012.
Ada apa dengan tanggal ini? Ah iya…kejadian setahun lalu…




Tidak terasa, 1 tahun telah berlalu semenjak hari itu. Hari dimana saya memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Mengakhiri sesuatu yang telah dijalani selama kurang lebih setahun . Hari itu, dengan entengnya semua berakhir melalu sebuah pesan singkat.

Awalnya memang berat, tapi tidak perlu berlama-lama membelenggu diri dalam perasaan sakit. Toh, itu bukan satu satunya sumber kebahagiaan di dunia ini. Justru itu merupakan sebuah kesalahan besar yang harusnya dihindari. Semuanya sudah terlewati, tidak perlu ada penyesalan .

Semenjak hari itu, rasanya saya tidak pernah lagi merasakannya. Atau mungkin saya yang tidak ingin membuka hati lagi. Bukan karena masih terbayang masa lalu, juga bukan karena masih mengharap semua bakal terulang lagi, TAPI karena memang hati ini tidak merasakannya lagi…

Mungkinkah ini yg dinamakan mati rasa?

Hari demi hari berlalu,
Orang-orang baru bermunculan silih berganti. Tapi tetap saja, rasa itu belum bangun dari tidurnya yang panjang. Rasa itu masih sembunyi di tempat yang bahkan pemiliknya saja tidak tahu. Rasa itu masih tersesat di jalan tak berujung.

Saya bingung…
Saya bahkan tidak tahu apa yang saya cari. Banyak yang datang dan terpaksa harus kecewa. Saya tidak bermaksud memberi harapan palsu, saya hanya ingin berteman dengan siapa saja. Karena sepertinya persahabatan itu akan lebih setia.

Saatnya memberi penghargaan untuk diri sendiri. Yah, selamat, kamu berhasil wahai hati yang sepi. Kamu berhasil menutup pintumu selama satu tahun ini, berhasil tidak membiarkan satupun masuk kedalamnya, berhasil menjadi penguat bagian tubuh yang lain, berhasil membohongi keinginan yang berkecamuk layaknya dua sisi yang bertantangan, berhasil mengikuti permintaan seseorang yang selama ini menginginkan kamu untuk tidak menemukan kepinganmu yang lain, mama.

Tetaplah seperti itu,
Sampai saat kamu tidak sanggup lagi untuk bertahan,
Sampai datang seseorang yang mampu untuk meruntuhkan benteng kokoh yang telah kamu bangun selama ini,
Sampai seseorang itu mampu menemukan celah yang bisa dimasukki,
Sampai seseorang itu mampu mengusir kesepian yg telah melekat selama setahun ini,
dan Sampai seseorang itu mampu membuatmu kembali ingat bagaimana rasanya cinta …