Minggu, 19 Januari 2014

" Tuhan, aku benar-benar ... ... "

sepasang mata itu...
bening dan meneduhkan
membuat hati terenyuh
susah lupa, susah hilang, bahkan tak mau beranjak dari pikiran...

kedua pundak itu...
kokoh dan nyaman
meski kata kedua tadi adalah prediksi semata.
betapa nyamannya bila dijadikan tempat untuk bersandar kala diri ingin mengeluh, mengadu dan berbagi suka duka.

kedua tangan itu...
lembut dan hangat.
lagi-lagi ini hanya sebuah prediksi.
imajinasi yang hanya bisa menerka-nerka.

jemari itu seolah mampu meluluhkan ego,
meredam amarah,
menghapus keresahan
jemari itu sepertinya mampu menghapus kesedihan,
mengusir ketakutan,
dan yang paling penting adalah
menandakan bahwa "ia selalu ada"

perjalanan yang jauh telah ditempuh,
tapi hingga saat ini belum terlihat garis finish.
seperti tak berujung.

lelah? iya
bosan? pernah
kecewa? sering

andai mulut bisa berucap,
andai ego mampu dikalahkan,
andai kegengsian itu bisa dimusnahkan,

harusnya ia tahu...

"Tuhan, aku benar-benar ......... "

mengapa sebuah pengakuan itu menjadi hal yang begitu sulit?

































































Sabtu, 05 Oktober 2013

Inilah Cara Tuhan Mengajariku ...

Makassar, September 2013

(kos sweet kos) Pukul 2 lewat 5 menit dini hari…

Inilah cara Tuhan mengajariku…

Memang benar, hidup lebih berwarna ketika kamu mengikuti prosesnya sampai akhir… meskipun sekarang bukanlah akhir dari segalanya, tapi setidaknya, tahap demi tahap yang telah dilewati memberikan banyak pelajaran dan pengalaman berharga… seiring berjalannya waktu, pertanyaan demi pertanyaan yang dulunya serasa tak punya jawaban yang jelas, kini mulai terjawab dengan sendirinya. Step by step. Perlahan tapi pasti. Langkah kecil yang dulunya terasa begitu meragukan, kini menjadi langkah gontai yang penuh makna. Pikiran dan hati yang dulunya tak sejalan, berkecamuk dan ingin memberontak, kini mulai bersatu dan berada dalam rel yang sama. Awan mendung itu tidak akan bertahan lama.

Tidak ada yang perlu disesali. Tuhan punya cara yang unik untuk menyadarkan dan mengajarkan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Mungkin jalan yang harus ku tempuh lebih berliku dibanding mereka. Mungkin air mata yang ku keluarkan lebih banyak dibanding mereka. Mungkin juga, pengeluhan yang keluar dari mulut ini lebih sering terdengar dibanding mereka. Tapi, … inilah caraNya menyadarkanku. Inilah caraNya mengajariku. Mengajariku banyak hal. Salah satunya adalah, “menyelesaikan apa yang telah dimulai” …

Banyak hal yang memang sulit untuk dimengerti jika hanya terkonsep dalam pikiran. Do something! Kapan kita akan tahu hasilnya jika kita tidak melakukannya, ya kan?

Dan…untuk segala hal yang telah ku jalani dan lewati, tentu saja, tidak akan ku sesali. Karena aku yakin, inilah cara tuhan mengajariku…

Ya Allah,

Terimakasih untuk keluarga kedua yang engkau berikan,

#Aku&HMK



Kebencian kah judulnya ini?

June, 2013 @8.31 pm (home sweet home)

Pendaran ribuan lampu dari kejauhan terlihat begitu indah…

Angin berhembus lembut, menyejukkan.

Suasana ini..suasana yang hanya ada disini dan menjadi kerinduan terfavorit saat berjauhan.

Ada banyak hal yang tak mampu teruntai melalui kata

Ada banyak rasa yang sulit untuk diungkapkan lewat barisan huruf huruf kecil ini…

Rasa yang entah mengapa seperti tak asing lagi

Mulut hanya bisa diam membisu, tapi telinga masih mendengar jelas lantunan lagu yang mengalun merdu…

Pikiran dan hati sedang tidak sejalan.

Pertentangan itu semakin membuat semuanya serba aneh…

Di sisi lain, ada gejolak kebencian disana.

Kebencian ini semakin besar jika tiba-tiba terlintas kejadian itu

Harusnya dilupakan dan dibuang jauh jauh. Tapi tetap saja, mereka sedang tidak sejalan.

Tiba tiba memori akan kejadian itu muncul kembali dan otomatis membangunkan kebencian yang sebelumnya terkubur disana.

Bagaimana rasanya jika apa yang telah dilakukan dengan tulus tak dihargai sama sekali?

Bagaimana rasanya saat segala pengorbanan yang dilakukan penuh keikhlasan dibalas dengan ketidakpedulian?

SAKIT…

Terlalu sakit. Bahkan untuk diceritakan rasanya tidak rela.

Ingin sekali marah. ingin sekali meluapkan segala emosi tepat di depannya.

Ingin sekali melihat ekspresinya saat mengetahui betapa menyakitkan hal yang telah ia lakukan.

Tidak penting apa respon yang akan didapatkan. Yang paling penting, segala kemarahan itu sudah terlampiaskan.

Sayangnya, semua itu tak akan pernah terjadi.

Lelah..

Lelah mengurusi hal yang tidak membawa manfaat positif.

Bosan mengingat kejadian menjengkelkan yang telah terjadi.

Sekarang, ketidakpedulian itu berjangkit. Seperti parasit, semakin lama semakin menggerogoti.

Hanya buang waktu saja.

Biarkan semua kebencian dan kemarahan itu berlalu bersama angin malam ini

Tidak perlu simpati apalagi ucapan terima kasih. Cukup Tuhan yang akan membalas. Karena DIAlah satu satunya yang paham seberapa besar rasa sayangku…



Andai, mereka rela menunggu. . .



Akan ada saat dimana kamu menyadari tentang perasaan yang datang terlambat.

Ketika semuanya telah terjadi, terlewati bahkan hampir terlupakan. Lalu tiba tiba perasaan itu muncul di saat yang tak terduga.

Memang benar, perasaan itu tak bisa dipaksakan. Setiap orang berhak menerima dan menolak, apapun itu. Tapi, yang paling menyesakkan adalah ketika perasaan itu hadir disaat kita terlanjur menolak dan sepertinya tidak ada kemungkinan untuk memutar kembali waktu.

Pada akhirnya, hanya akan timbul rasa kehilangan dan sedikit penyesalan.

Padahal penyesalan itu tak ada gunanya lagi. Kecuali jika penyesalan itu kemudian mampu mengubah keadaan seperti sebelumnya.

Kenapa urusan hati itu selalu rumit? Ataukah sang pemilik hati yang selalu membuatnya rumit? Lebih tepatnya selalu merumitkan keadaan?

Entahlah…

Kadang hati bisa diatur, sesuai perintah otak. Tapi kadang hati susah sekali untuk ditaklukan. Maksud pikiran ingin melupakan, tapi hati dengan bodohnya masih saja ingin merasakan. Kadang pikiran memerintahkan untuk berpindah, mencari suasana yang baru, tapi hati dengan bodohnya lagi ingin tetap ditempat yang sama, padahal sudah tau disitu dia akan terluka!

Dan sekarang ini, pikiran inginnya tidak mempedulikan, tapi hati terus saja mengusik dan mengorek kisah yang telah lewat, menghadirkannya kembali, dan tiba tiba saja semakin dalam dari sebelumnya.

Lagi-lagi ini masalah waktu, sebuah proses.

Seandainya semua orang rela menunggu, membiarkan perasaan itu bersemi dengan sendirinya, mungkin hanya sedikit orang yang ditolak cintanya.

Karena salah satu alasan ditolak itu ya…terlalu terburu-buru.

Menulis lagi ...


Sudah beberapa bulan vakum dari dunia per”blog”an . :D rasanya seperti banyaaaak sekali hal yang ingin diceritakan, banyak kejadian kejadian aneh, menyenangkan, dan juga menyedihkan yang sangat ingin ku curahkan disini…tapi sayangnya memoriku tidak mampu mengingat setiap detil kejadian itu. Hampir 4 bulan lamanya, terlalu banyak yang terlewati, jadinya bingung mau mulai darimana.

Malam ini kebetulan malam minggu, artinya besok bebas dari urusan kuliah . jadinya iseng iseng membongkar file berisi tulisan tulisan yang belum sempat ku posting. Ternyata lumayan banyak tulisan yang menunggu untuk di unggah. Ya …ya… berhubung jaringan wifi di kosan tidak sebagus 4 bulan yang lalu, maka dari itu kendalanya adalah di jaringan internet. Bagaimana bisa memposting kalau tidak connect? -,-

Sebenarnya inginku merubah genre tulisanku. Selama ini terlalu picisan, berbau percintaan, malah cenderung “galau” (ahh, yang terakhir itu paling berat untuk ku akui) -,- hhahaha…but its okay, lagipula setiap orang punya inspirasi tersendiri setiap ingin menulis kan? Dan inilah aku, dengan segala kekuranganku, dengan segala keterbatasan dalam tata bahasa, kelemahan dalam kata-kata kiasan. yah namanya juga proses belajar, learning by doing lah… :D

Sempat terfikir untuk menulis tentang informasi-informasi yang berhubungan dengan bidang kimia, tapi sampai saat ini belum kesampaian. Kesibukan di kampus yang semakin bertambah menjadi salah satu penghalang. Salah dua penghalangan adalah “MOOD” . okey yang satu ini memang sangat berpengaruh. Mungkin bukan Cuma aku yang merasakan hal ini, tapi banyak orang juga bermasalah dengan mood. Karena mood yang jelek tidak akan menghasilkan karya yang bagus. I think so!

I’m waiting for a new inspiration, like a “person” maybe… :’)

Kamis, 13 Juni 2013

di bawah Langit yang sama...

Ada banyak hal yang tersimpan disini. Hal yang ingin sekali kuceritakan padamu.
Ada banyak pertanyaan yang ingin ku ketahui jawabannya. Pertanyaan yang ingin sekali kudengar jawabannya darimu.
Ada banyak keluhan yang tertahan hingga detik ini. Keluhan yang entah kapan bisa ku ungkapkan langsung padamu.

Terlalu banyak kata “andai” yang muncul di pikiranku.
Andai saja kamu mau mendengar,
Andai saja kamu mau memahami,
Andai saja kamu mengerti…

Maaf, maafkanlah batin ini yang banyak inginnya.
Maafkan diri ini yang selalu lemah dan tak mampu menyembunyikan semuanya.

Kamu yang terasa begitu jauh,
Kamu yang terasa tak mampu untuk kusentuh. 
Kamu yang tak bisa ku lihat.
Semoga suatu saat nanti kamu bisa mengerti. 
Semoga disaat kamu mengerti, aku masih ada disini untuk mendengar jawabn yang ingin ku dengar. 
dan semoga tidak ada kata menyesal. 

bukankah ini hanya masalah waktu?  
tenanglah..
selama kita masih “dibawah langit yang sama”…



Jumat, 07 Juni 2013

Saatnya Terbangun...


Mungkin…sekarang saat yang tepat
Saat dimana saya harus terbangun dari ketidaksadaran yang berkepanjangan..
Tidak sadar bahwa selama ini yang saya pikirkan tidak akan pernah sesuai dengan kenyataan, atau lebih simpelnya, sebut saja ini adalah sebuah “mimpi”…


Mimpi tak berujung…
Mimpi yang hanya akan menimbulkan luka yang semakin lama semakin dalam.
Hingga akhirnya memberikan bekas.
Bertahan hanya semakin memperlihatkan kepada semua orang tentang “kebodohan” yang saya lakukan.
Meski kebodohan ini terjadi tanpa disadari, bahkan oleh diriku sendiri,
Karena semua berlangsung begitu saja, tanpa direncanakan.
Bertahan juga hanya akan mempermalukan diri sendiri
Padahal sesungguhnya, saya mulai mencoba untuk terbiasa dengan rasa malu itu…

Jadi, untuk apa mesti berlama-lama disini?
Terdiam dengan sejuta rasa yang berkecamuk, sendiri…
Untuk apa bertahan tanpa ada tujuan yang jelas?
Menunduk lesu, dengan beban berat dipundak, sendiri…
Untuk apa menyesali semua yang tak seindah seperti yang ku mimpikan?

Sudah saatnya terbangun.
Terbangun untuk bangkit dan menjadi sosok yang lebih kuat dari sebelumnya…
Terbangun untuk menghapus butiran air mata yang menetes di pelupuk mata
Terbangun untuk mengubur semua harapan dan impian yang terbingkai rapi..
 

selamat pagiii dunia :)