Sabtu, 05 Oktober 2013
Andai, mereka rela menunggu. . .
Akan ada saat dimana kamu menyadari tentang perasaan yang datang terlambat.
Ketika semuanya telah terjadi, terlewati bahkan hampir terlupakan. Lalu tiba tiba perasaan itu muncul di saat yang tak terduga.
Memang benar, perasaan itu tak bisa dipaksakan. Setiap orang berhak menerima dan menolak, apapun itu. Tapi, yang paling menyesakkan adalah ketika perasaan itu hadir disaat kita terlanjur menolak dan sepertinya tidak ada kemungkinan untuk memutar kembali waktu.
Pada akhirnya, hanya akan timbul rasa kehilangan dan sedikit penyesalan.
Padahal penyesalan itu tak ada gunanya lagi. Kecuali jika penyesalan itu kemudian mampu mengubah keadaan seperti sebelumnya.
Kenapa urusan hati itu selalu rumit? Ataukah sang pemilik hati yang selalu membuatnya rumit? Lebih tepatnya selalu merumitkan keadaan?
Entahlah…
Kadang hati bisa diatur, sesuai perintah otak. Tapi kadang hati susah sekali untuk ditaklukan. Maksud pikiran ingin melupakan, tapi hati dengan bodohnya masih saja ingin merasakan. Kadang pikiran memerintahkan untuk berpindah, mencari suasana yang baru, tapi hati dengan bodohnya lagi ingin tetap ditempat yang sama, padahal sudah tau disitu dia akan terluka!
Dan sekarang ini, pikiran inginnya tidak mempedulikan, tapi hati terus saja mengusik dan mengorek kisah yang telah lewat, menghadirkannya kembali, dan tiba tiba saja semakin dalam dari sebelumnya.
Lagi-lagi ini masalah waktu, sebuah proses.
Seandainya semua orang rela menunggu, membiarkan perasaan itu bersemi dengan sendirinya, mungkin hanya sedikit orang yang ditolak cintanya.
Karena salah satu alasan ditolak itu ya…terlalu terburu-buru.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar