02.00 AM
Sudah hampir pagi, tapi
kedua mata belum mau terpejam…kantung
mata semakin membesar, efek kurang tidur beberapa bulan terakhir. Menjadi
praktikan 2 Laboratorium sekaligus sungguh menyita waktu . Bukan cuma waktu tidur,
juga waktu untuk bersantai. Bersantai? Ya tentu saja, bersantai itu perlu untuk
menyegarkan batin dan pikiran. Bersantai seperti apa? paling sederhana itu
berdiam diri di dalam kamar sambil mendengarkan alunan lagu favorit, Taylor Swift, NeYo, atau vierratale, dll. Kalau lagi tebal dompet, yaa paling suka
nge-mall. Sekedar window shopping, liat-liat assesoris serba pink yang
lucu-lucu, (cuma untuk dilihat ,tidak untuk dibeli), biasanya sih dilakukan di
awal bulan. Atau yang paling simple dan paling sering adalah nonton tv dengan
ditemani sebungkus silverqueen atau potato chips.
Tapi sejak semester 4,
rasanya semua kebiasaan bersantai itu tidak pernah sempat untuk dilakukan.
Benar-benar menyebalkan! Jenuh!
Layak diibaratkan
seperti larutan jenuh yang sudah tidak bereaksi. Begitulah kondisiku sekarang.
Mungkin kedengaran sedikit lebay yah., eh lebih tepatnya “terkesan” sedikit
lebay.
Kejenuhan dapat
berdampak pada semangat, semangat untuk kuliah tentunya. Ujung-ujungnya yang
dibutuhkan adalah motivasi. Berhubung diri sendiri terlalu lelah untuk mencari
motivasi yang diciptakan dengan sendirinya, maka timbulah keinginan untuk
mencari motivasi dari luar sana. Sosok yang bernyawa misalnya, mungkin itu yang
paling ampuh. Bandingkan saja, mana kira-kira lebih ampuh, membaca motivasi
lewat akun twitter, atau mendengar langsung seseorang di depan kita memberi
masukan dan kata-kata supernya yang bisa dijadikan motivasi?
Kalau saya lebih
memilih pilihan kedua.
Saya tidak suka yang
abstrak! Tidak jelas darimana sumbernya, tidak jelas apakah benar-benar pernah
terjadi. Berbeda dengan motivasi dari seseorang yang sebagian besar mengambil
contoh dari pengalaman pribadi yang pernah ia alami atau orang terdekatnya. Saya bisa
ikut berimajinasi dan masuk ke dalam maksud pembicaraannya. Tapi sayangnya,
saya tidak menemukan sang motivator yang saya inginkan, atau “belum”
dipertemukan dengan sang motivator itu.
Kelemahan yang hingga
saat ini belum bisa saya perbaiki adalah “mudah merasa DOWN, cepat minder,
kurang percaya diri dan kadang menjadi sosok yang sangat penakut”. Lengkap deh
semua! Satu paket dan saling
berkesinambungan. Kalau sudah down, jadinya minder dan tidak pede lagi,
akhirnya hal-hal sepele pun ditakuti. Begitulah masalah yang sering muncul. Dan
hanya sedikit kasus yang berhasil ditaklukan, selain dari itu? mengalir bersama
butiran-butiran air mata . Sudah segede ini, (19 tahun -____-“)..tapi masih
saja cengeng. Oke kalau yang satu ini memang paling susah untuk dihilangkan.
Tapi buat saya pribadi, dengan air mata saya justru bisa
membangkitkan kekuatan dalam diri . membangun ketegaran, mencoba untuk berdiri
lagi dan membuang semua kesedihan , kekecewaan, ataupun ketakutan bersama butiran
air mata itu. Setelah puas menangis, rasanya lega. Dan bisa kembali bersikap
normal seolah tak terjadi apa-apa.
Tapi akhir-ahir ini,
rasanya terlalu berat untuk dihadapi sendiri. Rasanya saya butuh penopang,
penyangga, atau apalah bahasanya…
Mungkin terkesan
“bergantung pada orang lain”, entahlah…saya juga tidak begitu mengerti mengapa
sosok "motivator" adalah yang paling saya butuhkan saat ini…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar