Minggu, 18 Maret 2012
Tolong, Dengarkan saya ...
bismillah,
banyak hal yang akhir-akhir ini terasa begitu menyesakkan dada...
sayangnya, hal - hal tersebut hanya bisa tersimpan di dalam hati saja, tetutup rapat tanpa ada seorangpun yang tahu .
atau mungkin saya yang tidak memberikan celah pada siapapun untuk mengetahui hal tersebut?
ahh..sudahlah,
tak ada waktu untuk mengumumkan pada orang-orang bahwa saat ini saya "hanya ingin di dengar"...
"hei semua, dengarkan cerita saya"...
harus begitukah ? -,-
untuk menjadi pendongeng, juru bicara, ahli pidato, narasumber ,atau tukang gosip akan lebih mudah dibanding menjadi seorang pendengar yang baik..
berada dalam posisi dimana kamu harus memperhatikan setiap kata yang keluar dari seseorang di depanmu, memasang pendengaran dengan baik, memfokuskan pikiranmu terhadap cerita yang ia sampaikan dan kemudian memberikan pendapat atau solusi untuk masalah yang ia lontarkan,
BUKAN perkara mudah...
bahkan sangat jarang ada yang mampu untuk melakukannya..
setidaknya selama ini saya berusaha untuk hampir "mendekati" menjadi seorang pendengar yang baik...meski kadang saya tak mampu menyembunyikan ekspresi "tak tertarik" terhadap pembicaraan yang kurang berkenan di hati saya, tapi saya berusaha untuk tetap mendengar dan bercapek-capek ikut memikirkan jalan keluar atau solusi jika seseorang di hadapan saya itu sedang meminta bantuan atas permasalahannya.
BUT you know guys?
the BAD thing is :
ketika bergantian posisi, saya yang ingin bercerita sesuatu, atau curhat , atau apalah namanya,
10 detik pertama dia memperhatikan, 1 menit kemudian dia "MENGALIHKAN PEMBICARAAN" saat mulut ini masih ingin mengeluarkan kata-kata selanjutnya.
T.T
(bisakah setidaknya dia "berpura-pura" masih mendengarkan saya dan "sedikit tertarik" terhadap apa yang saya ingin ceritakan ? )
satu hal yang pasti,
saat pembicaraan itu teralihkan, saat itu juga, saya mengubur dalam-dalam niat saya untuk melanjutkan cerita.
"sudahlah, lupakan..." kata-kata itu yang kemudian terbesit di dalam pikiran.
kasus lain yang agak berbeda,
saya sering berbagi cerita dan keresahan hati kepada beberapa orang , mereka mendengar dengan baik, memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut saya, dan tak mengalihkan pembicaraan (alhamdulillah) :)
tapi, masalahnya muncul di akhir cerita ,
saat saya ingin mengakhiri cerita tersebut dan bermaksud untuk meminta pendapat atau solusi,
dia hanya menjawab singkat , seperti :
"ooh..begitu..." atau "kasiaan kamu..." , banyak juga yang menjawab "sabar saja..." .
parahnya, ada yang seperti ini,
"hmm...tapi kalau saya .......bla.....bla....bla......"
yang terakhir itu adalah jawaban paling menyebalkan !!!
saya butuh pendapat! setidaknya berikan sepatah dua kata solusi atau motivasi untuk menguatkan saya, baru sesudah itu kamu membuat cerita yang baru , insyaallah saya akan menjadi pendengarmu yang baik .
egois!
manusia tak ada yang sempurna...
sedekat apapun hubunganmu dengan seseorang, seakrab apapun kamu dengannya, tetap tak ada yang MAMPU mengerti perasaanmu selain dirimu sendiri...
terkadang, meski kita berbagi cerita atau permasalahan dengan orang lain, sesungguhnya kita telah mempunyai solusi dan jawaban yang kita inginkan dan berharap setelah menceritakannya pada teman kita, pendapat yang muncul akan sama seperti yang kita inginkan.
lalu apa gunanya curhat?
toh, nantinya yang akan melakukan segala sesuatunya adalah diri kita sendiri...
buang waktu saja ,bercerita panjang lebar pada seseorang yang tak mampu memberikan jawaban atau bahkan sama sekali tak memberikan jawaban.
namun, tak dapat dipungkiri,
seperti kata aristoteles, manusia adalah makhluk sosial dan membutuhkan orang lain...
butuh teman untuk berbagi,
berbagi suka dan duka.
sebaiknya, hanya untuk berbagi tapi tak usah menuntut pengembalian terhadap apa yang kita bagikan.
dan sekarang SAYA akan belajar untuk berhenti mengharapkan jawaban dari orang lain..
berhenti bergantung terhadap pendapat orang lain.
karena saya menemukan tempat curahan hati yang lebih nyaman...
saya yakin ,
DIA adalah pendengar terbaik...
pemberi solusi terbaik...
tak mungkin "tak tertarik",
tak mungkin "mengalihkan" ....
pastinya, selalu ADA ....
ya rabb, dengarkan saya ...
:')
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar